M: Hei!
Y: Kamu menyapaku sekarang dan sebentar lagi kau akan mengucapkan selamat tinggal. Mudah yah?
M: Aku tak pernah memulai. Segalanya (sejak dulu) kamu yang memulai. Aku hanya ingin mengakhiri. Sulit.
Y: Sekarang kamu menyalahkanku?
M: Tidak. Sekarang mari kita bermain 'ingat-ingatan' saja, masih ada lima menit. Baiklah, biarkan kali ini saya yang memulai. Ingatkah kamu pernah berjanji untuk menjagaku dari segala arah, tapi pada akhirnya kamu meninggalkanku?
Y: Hei, itu keada-
M: Kita hanya bermain, tidak mengklarifikasi. Sekarang bukan waktunya. Giliranmu.
Y: Aku tak mau bermain.
M: Ingatkah kamu, ketika kamu menjodohkanku dengan seseorang padahal kamu tahu kamulah yang aku suka? Masih ingat wajahku saat itu? Ingatkah kamu, semua ucapanku bahwa aku memilihmu dan kamu memilihnya? Ingatkah kamu, ketika kamu membagi-bagi perhatianmu dan kamu mengatakan kamu mencintaiku? Ingatkah kamu-
Y: Hentikan! Berhentilah... jangan menangis.
M: Iya. Waktu telah habis. Saya tak pernah merencanakan ini. Toh, saya tak pernah berjanji bukan?
Y: Jangan pergi. Aku mengingat semuanya. Aku ingat, dan jangan biarkan aku juga mengingat bahwa aku pernah melepaskanmu. Melihatmu pergi dariku. Aku mohon.
M: Lihatlah, bukankah kamu baru saja ingin memulai kembali. Maaf, aku tak bisa. Biarkan aku mengakhiri. Aku mohon.
Y: Dengan cara?
M: Selamat tinggal. Hanya terima saja kata itu dan kembalilah padanya. Jangan bicara sepatah kata pun. Beginilah caraku mengakhiri. Selamat tinggal.
Y: -
*Percakapan yang ditelan udara, sebab wujud hanyalah bayang-bayang.
No comments:
Post a Comment