Monday, October 01, 2012

Sudut Pandang



Bocah 4 SD berlari-lari mengelilingi lapangan, sudah 3 putaran, peluh-peluh berjatuhan. Dari pinggir lapangan, Lelaki paruh baya memegang rotan. Ototnya mengencang. Matanya menajam.

"Rio kenapa, pak?"

"Ibu lihat sendiri di papan tulis apa yang sudah anak itu tulis. Benar-benar lancang." Kumisnya bergoyang. Marahnya tertahan.

Suara sepatu kembali mendekat. "Saya hanya menemukan sebait puisi, apanya yang lancang?"

Rio tumbang. Teriakan tertelan.


***

Hari senin kemarin,
Pak Kumis mengenalkan rotannya di tanganku
garis-garis merah,  aku suka
 Mungkin besok, 
seluruh tubuhku akan menjadi sahabat rotannya.
Karena aku gagu.

***



2 comments: